Pondok tambakberas memiliki tokoh bernama KH. Hasbullah said.
Beliau ayah kandung dari mbah wahab, mbah hamid, mbah nyai khodijah, mbah
abdurrohim dan mbah nyai Fatimah. KH. Hasbullah said dikenal sebagai kiai yang
kaya raya, berjiwa saudagar dan sangat dermawan.
Konon, tanah, sawah dan pekarangannya terbentang mulain desa
sidomulyo, megaluh, tembelang, dan hamper seluruh desa tambakrejo hingga
denanyar. Seluruhnya berada di tiga kecamatan. Setiap musim panen tiba,
sawahnya menghasilkanberton-ton beras dan ditimbun digudang pondomuntuk
keperluan makan keluarga, tamu tamu, santri dan masyarakat sekitar. Begitu
berlimpahnya beras milik KH. Hasbullah said yang disediakan untuk keperluan
masyarakat hingga konon tempat tersebut Nampak seperti lautan beras. Tak heran
masyarakat menyebutnya sebagai tambak beras untuk menunjukkan beras yang
sepertitambak (kolam ikan yang besar). Lama kelamaan, tempat di sekitar
kediaman KH. Hasbullah dikenal dengan nama dusun tambakberas. Nama ini bahkan
melampaui kepopuleran desa tambakrejo. Apalagi saat diidentikkan dengan nama
pondok pesantren yang diasuh KH. Hasbullah itu.
Mbah hasbullah said yang dalam huku Drs. Choirul Ananm, “Pertumbuhan
dan perkembangan NU” wafat bertepatan dengan kongres al islam kelima di
bandung tahun 1926 ini mempunyai rahasia atau lelakon sehingga putra putrinya
menjadi orang hebat dan bermanfaat. Beliau adalah pribadi yang sabar dan kuat
dalam hal tirakat. Meskipun sebagian besar riwayat mengatakan beliau termasuk
orang mapan dari sisi ekonomi akan tetapi kemapanannya tidak menghalangi beliau
menjalani dunia sufi.
Dalam sebuah riwayat, diantara saudara-saudaranya yang lain, beliau
bahkan termasuk “dedel” (tidak begitu pandai). Namun demikian saudaranya juga
mengakui jika mbah hasbullah itu sosok yang paling kuat dan sabar dalam
menjalani amalan dan tirakatan. Karena kelebihannya itu beliau disegani.
Gus imron rosyidi malik menuturkan, saat nyai lathifah (istri mbah
hasbullah) hamil, sang istri mempunyai satu permintaan kepada sang suami.
Permintaan tersebut agar mbah hasbullah mengkhatamkan al quran sebanyak seratus
kali. Jadi bila dibuat rata rata, dalam setiap 2 sampai 3 hari, beliau
mengkhatamkan al quran, akhirnya bisa diketahui bersama, bagaimana putra putrid
mbah hasbullah ini menjadi pribadi yang hebat dan bermanfaat bagi umat dan
bangsa dalam bidangnya masing masing
Sumber
: Buku Sejarah Tambakberas